Sang
Merpati
Di sebuah pedalaman hutan hiduplah seekor burung
merpati berwarna putih keabu-abuan. Merpati ini satu-satunya yang ada dalam
hutan, sejak kecil ia dirawat oleh seekor monyet yang baik. Saat itu merpati
kecil sedang belajar terbang, tiba-tiba angin besar menjatuhkannya dan ia jatuh
ke dalam hutan tersebut. Sang ibu merpati tidak menyadarinya, hingga akhirnya
merpati kecil sendiri dalam hutan. Di dalam hutan, sang merpati kecil
tersangkut di dahan pohon besar tidak sadarkan diri dan sayapnya pun patah.
Kebetulan sekelompok monyet sedang berayun mencari makanan, salah satu dari
mereka melihat merpati kecil itu, lalu ia menyelamatkan sang merpati. Meskipun
temannya yang lain menentang tapi monyet itu tetap menolong dan membawanya
kedalam kelompok.
“Mengapa kau membawanya kemari?” tanya Raja monyet
“Aku khawatir melihatnya, ia masih kecil dan tidakkah
kau lihat sayapnya patah.” jawabnya
“Tidak, buang dia! kita tak menginginkannya disini.
Dia makhluk penerbang berbeda dengan kita!” Raja menyentak
“Tidak! Jika kau tak mau,biar aku yang akan
merawatnya. Aku janji dia akan baik kepada kita!” ujar sang monyet
Akhirnya sang Raja pun luluh dan membiarkan merpati
kecil masuk dalam kelompoknya itu. Monyet penyelamat itu mengobati luka sang
merpati kecil. Tiba-tiba sang merpati terbangun dan ia tercengang melihat bahwa
yang ada di hadapannya itu adalah monyet.
“Siapa kau? Apa yang telah kau lakukan padaku?” tanya
sang merpati dengan sangat khawatir
“Tadi aku menemukanmu tersangkut di antara dahan pohon
dan sayapmu patah, maka aku membawamu kesini. Ke kelompok monyet.” Jawab sang
Monyet
“Oh, terimakasih telah menyelamatkanku. Aku harus
pergi!” sambil berusaha kuat mengingat yang terjadi “aw!” jerit merpati
Monyet tidak tega membiarkan merpati kecil itu untuk
pergi dan terbang dengan keadaan seperti itu. Sang Monyet menahan merpati untuk
pergi sebelum ia sembuh dan ia yang akan selalu merawatnya. Sang Merpati berpikir
sejenak dan akhirnya menyetujuinya.
Hari-hari
telah berlalu, merpati dan kawanan monyet itu sekarang menjadi akrab. Bahkan
para monyet yang mengajarkan merpati untuk kembali bisa terbang. Meskipun
monyet hanya dapat melompat atau berayun tapi monyet pengajar yang baik.
Akhirnya sang Merpati dapat kembali terbang dengan kedua sayapnya itu. Merpati
sekarang sudah menjadi bagian kawanan monyet.
Setelah cukup sekian lama merpati menjadi anggota
monyet, ia teringat oleh ibunya dan merindukannya. Lalu sang merpati berniat
untuk mencari ibunya kemanapun ia bisa menemukan ibunya atau menemukan kawanan
merpati yang lain. Sang perawat merpati ini sudah tahu akhirnya pasti sang
merpati akan pergi meninggalkannya, namun ia tidak ingin itu terjadi. Tapi
apadaya, merpati itu tidaklah sejenis dengannya dan dia harus merelakannya.
Pada hari yang sudah ia tunggu, akhirnya sang merpati berpamitan dengan
kelompok monyet.
“Aku
harus pergi. Aku ingin mencari ibu dan kawananku yang lain. Terimakasih telah
menerimaku menjadi bagian dari keluarga kalian.” pamit merpati
“Tapi
kau akan kemana? Mengapa kau tidak tinggal saja bersama kami? Haruskah kau
pergi?” jawab monyet menahan sang merpati pergi
“Aku
tak tahu kemana akan pergi, tapi aku bisa bertanya. Aku harus menemukan
keluargaku, bagaimanapun mereka pasti akan merindukanku dan menantikan aku.
Telah lama sekali pasti mereka selalu mengkhawatirkanku, tapi kalian tetap
keluargaku. Jika nanti aku sudah menemukan keluargaku aku pasti akan
mengunjungi kalian disini” sang merpati mencoba meyakinkan
Para monyet pun merelakan ia pergi meski berat
rasanya. Sang merpati lalu memulai perjalanannya untuk mencari sang ibu dan
kawanannya. Dalam perjalanan ia bertanya dan terus bertanya kepada hewan lain
yang ia temui, seperti lebah, kupu-kupu ataupun burung lainnya. Meskipun tidak
selalu mendapatkan petunjuk tetapi merpati tidak patah semangat ia tetap mencari.
Hari mulai gelap dan dia harus menghentikan pencariannya dan mencari tempat
agar ia dapat beristirahat. Ia menemukan sebuah sarang kosong dipinggir tebing,
ia memutuskan untuk istirahat disarang tersebut. Baru saja ia sejenak
melemaskan tubuhnya, tiba-tiba datang seekor elang dengan kegagahannya. Merpati
tampak kaget ketika melihat elang itu
“Apa
yang kau lakukan disarangku? Seenaknya saja kau menempatinya! Pergi kau!” elang
mengancam
“Aku
kira sarang ini kosong, maafkan aku. Aku tidak tahu. Tolong bantu aku, bolehkah
aku tinggal disini? semalam saja? Hari sudah gelap dan kau tahu kan burung
sepertiku tak bisa terbang saat gelap.” Merpati memelas
“Mengapa
kau bisa disini? apa kau tak punya tempat tinggal?” tanya elang
“Aku
sedang mencari ibuku, aku tak tahu dimana tempat tinggalku, aku sedang
mencarinya.” Jawab merpati
Elang terus bertanya pada merpati, lalu sang merpati
menjelaskan semua yang terjadi pada hidupnya. Elangpun merasa iba pada merpati,
kemudian ia mengizinkan sang merpati untuk tinggal disarangnya semalam itu dan
sampai kapanpun yang ia mau karena elangpun mengalami hal yang sama dengan
merpati, ia pernah kehilangan ibunya semasa kecil. Keesokan harinya elang
menceritakan bahwa ia pernah bertemu dengan sekawanan merpati yang sedang mencari
anaknya, mungkin saja itu dia. Elang menawarkan bantuan kepada merpati untuk
mengantarkan ke kawanan merpati yang pernah mencarinya itu, karena kebetulan ia
pernah sekali melihat tempat tinggal kawanan merpati itu. Dengan sangat senang
merpati menerima bantuan Elang, secepatnya mereka pergi ke tempat sarang
merpati itu. Karena sang Elang sudah cukup tua, ia sedikit lupa ke arah mana
mereka harus pergi namun ia selalu berhasil untuk mengingatnya. Tak diduga,
mereka berhasil menemui kawanan merpati itu. Tempat tinggal merpati sangatlah
ramai, burung-burung bernyanyi, mengobrol dan sebagainya. Sang elang lalu
berteriak kepada kawanan merpati itu, tidak nampak ketakutan pada merpati
karena mereka tahu elang itu adalah teman mereka, berbeda dengan elang yang lain.
Salah satu dari mereka menghampiri Elang itu dan bertanya ada apakah yang
terjadi sehingga ia harus jauh menuju tempat para merpati. Sang Elang pun
menjelaskan dan ia memperlihatkan sang merpati yang ia bawa. Tak diduga,
ternyata merpati itu memang merupakan bagian dari mereka. Dan yang menghampiri
elang itu adalah ayahnya. Ayahnya tak menduga anaknya dapat kembali, betapa
terharunya saat itu semua memandangnya dan sang ibu langsung memeluknya. Sang
ibu sangat merindukan anaknya selama ini, ia selalu memikirkannya tanpa henti.
Dan akhirnya semua bahagia. Dan elang itu hanya dapat tersenyum dan ia masuk
kedalam kawanan merpati dan para merpati merawatnya karena ia sudah tua dan
khawatir jika ia kembali ketempat asalnya.
Merpati
menceritakan semua kejadian yang ia alami kepada ibunya. Ibunya meminta maaf
karena ia tidak bisa menjaganya, namun merpati kecil tidak marah karena ia
mengerti keadaan ibunya. Setelah beradaptasi dengan kawanan merpati itu, sang
merpati meminta izin kepada ibunya untuk mengunjungi keluarga monyet yang telah
merawatnya. Sang merpati pergi bersama ibu dan ayahnya, mereka ingin mengucapkan
rasa terima kasih mereka karena telah menjaga anaknya. Setibanya dikelompok
monyet, sang perawatnyalah yang menyambutnya, ia sangat senang sang merpati
kecilnya kembali dan menemukan keluarganya. Kelompok monyet dan merpati pun
sekarang menjadi dua kelompok yang bersaudara.
TAMAT
Mungkin cerita gue diatas masih acak-acakan ya, tapi bisalah dapet
hikmahnya. Salah satunya “Perbedaan bukan sebuah alasan untuk menolak apapun,
karena perbedaan bukan sebuah penghalang.”